Menelusuri jejak kejahatan laut di perairan Lombok bisa menjadi petualangan yang menegangkan dan juga mengungkapkan berbagai fakta yang mengejutkan. Kejahatan laut seperti pencurian ikan, penangkapan ilegal, dan perdagangan satwa dilindungi sering terjadi di perairan sekitar Lombok.
Menurut Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Lombok, Letkol Laut (P) I Gusti Ngurah Ardiyanta, kejahatan laut ini merugikan tidak hanya nelayan lokal, tetapi juga merusak ekosistem laut yang rentan. “Kami terus melakukan patroli dan pengawasan di perairan Lombok untuk memberantas kejahatan laut ini,” ujar Letkol Laut Ardiyanta.
Para peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya juga telah melakukan studi tentang kejahatan laut di perairan Lombok. Menurut Dr. Ir. Made Astika, M.Si., ditemukan bahwa perdagangan satwa dilindungi seperti penyu dan hiu masih terus terjadi di wilayah tersebut. “Kami berupaya untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar penegakan hukum terhadap kejahatan laut ini semakin kuat,” ungkap Dr. Made Astika.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk ikut berperan aktif dalam melawan kejahatan laut ini. “Kami mengajak seluruh masyarakat untuk peduli dan melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan di perairan sekitar,” tambah Letkol Laut Ardiyanta.
Dengan menelusuri jejak kejahatan laut di perairan Lombok, kita dapat memahami betapa pentingnya perlindungan terhadap sumber daya laut dan ekosistemnya. Semua pihak harus bersatu dalam upaya menjaga kelestarian laut dan mengatasi berbagai masalah kejahatan laut yang mengancam. Semoga dengan kerja sama yang baik, kita dapat menjaga perairan Lombok tetap aman dan lestari untuk generasi mendatang.